MARKETICA_PREVIEW/00-marketica-preview-sale37.jpg
MARKETICA_PREVIEW/01_marketica2_homepage.png
MARKETICA_PREVIEW/02_marketica2_shop_page.png
MARKETICA_PREVIEW/03_marketica2_single_product_page.png
MARKETICA_PREVIEW/04_marketica2_cart_page.png
MARKETICA_PREVIEW/05_marketica2_checkout_page.png
MARKETICA_PREVIEW/06_marketica2_myaccount_login_page.png
MARKETICA_PREVIEW/07_marketica2_plan_and_pricing_page.png
MARKETICA_PREVIEW/08_marketica2_team_members_page.png
MARKETICA_PREVIEW/09_marketica2_contact_page_template.png
MARKETICA_PREVIEW/10_marketica2_blog_page.png
MARKETICA_PREVIEW/11_marketica2_blog_post_formats.png
MARKETICA_PREVIEW/12_marketica2_single_product_page.png
MARKETICA_PREVIEW/13_marketica2_theme_customizer.png
MARKETICA_PREVIEW/14_marketica2_visualcomposer_templates.png
MARKETICA_PREVIEW/15_marketica2_tablet_view.png
MARKETICA_PREVIEW/16_marketica2_tablet_view_offcanvas_menu.png
MARKETICA_PREVIEW/17_marketica2_themeoptions_header.png
MARKETICA_PREVIEW/18_marketica2_themeoptions_footer.png
MARKETICA_PREVIEW/19_marketica2_themeoptions_contact.png
MARKETICA_PREVIEW/20_marketica2_themeoptions_woocommerce.png
MARKETICA_PREVIEW/21_marketica2_wcvendors_user_page.png
MARKETICA_PREVIEW/22_marketica2_wcvendors_vendor_page.png
MARKETICA_PREVIEW/23_marketica2_wcvendors_vendor_dashboard.png
MARKETICA_PREVIEW/24_marketica2_wcvendors_shop_settings.png
MARKETICA_PREVIEW/25_marketica2_dokan_vendor_store_page.png
MARKETICA_PREVIEW/26_marketica2_dokan_vendor_review_page.png
MARKETICA_PREVIEW/27_marketica2_dokan_vendor_dashboard_page.png
MARKETICA_PREVIEW/28_marketica2_dokan_vendor_dashboard_products_page.png
MARKETICA_PREVIEW/29_marketica2_dokan_vendor_dashboard_settings_page.png
Pukul 23.45 WIB, di sebuah gang sempit di Cibitung, Pak Ardi — tukang becak berusia 52 tahun yang sudah 27 tahun mengayuh roda besinya setiap hari — menutup ponselnya perlahan. Ia tidak berteriak. Tidak menangis. Tidak langsung kabari keluarga.
Ia hanya menatap layar, lalu berkata pelan ke arah istrinya yang sedang menyeterika baju:
“Besok, beli beras 10 kg ya. Yang gandum. Yang biasa kita beli itu, harganya naik.”
Ia baru saja menang jackpot Rp300.000.000 di Gates of Olympus, game slot online dari Pragmatic Play. Bukan karena ia ahli. Bukan karena ia deposit besar. Bahkan bukan karena ia main tiap malam.
Ia hanya main sekali seminggu. Modalnya? Rp10.000 — uang sisa jajan anaknya yang tidak jadi dibelikan es krim.
Pada malam itu, ia tidak punya niat menang. Ia hanya butuh pelarian. Setelah seharian mengayuh becak di bawah terik matahari, mengangkut barang, menolong ibu-ibu yang bawa anak ke rumah sakit, dan mendengar keluhan orang-orang yang bilang “gaji nggak cukup”, ia butuh sesuatu yang bisa membuatnya lupa sejenak.
Ia memutar putaran pertama. Lalu kedua. Lalu ketiga. Tanpa auto-spin. Tanpa fitur turbo. Tanpa mengikuti tren di TikTok atau YouTube.
Lalu, pada putaran ke-17 — saat simbol Zeus muncul berturut-turut di tiga gulungan, dan efek cahaya menyambar layar — ia melihat tulisan itu:
“MAX WIN! JACKPOT: Rp300.000.000”
Ia kira itu glitch. Ia tutup aplikasi. Buka lagi. Ia cek saldo bank — dan benar. Uang itu sudah masuk. Tidak ada syarat taruhan. Tidak ada klaim ribet. Hanya satu notifikasi: “Selamat, Pak Ardi. Anda adalah pemain ke-3 di Indonesia yang menang max win di Gates of Olympus minggu ini.”
Kabar itu menyebar cepat. Warga sekitar datang. Teman-teman becak kaget. Bahkan seorang jurnalis lokal datang untuk wawancara.
Tapi yang membuat netizen terdiam — bukan karena uangnya. Bukan karena kisahnya yang “dari nol jadi kaya”.
Ini bukti terakhirnya:
Saat tim media meminta izin untuk mengambil foto ponselnya, mereka menemukan sesuatu yang tak terduga.
Di layar ponselnya — ponsel lama, merek lokal, layar retak, casingnya penuh bekas lem, dan baterainya sering drop — ada screenshot terakhir sebelum ia menang.
Bukan screenshot jackpot.
Bukan bukti deposit.
Tapi screenshot chat WhatsApp dengan anaknya yang masih SD.
Anak: “Pak, besok bisa beli buku gambar baru? Yang warna-warni?”
Pak Ardi: “Iya, Nak. Nanti kalau ada rejeki.”
Anak: “Oke, Pak. Tapi jangan beli yang mahal ya. Nanti kamu nggak bisa beli nasi.”
Pak Ardi: “Iya, sayang. Papa nggak akan beli yang mahal. Papa cuma mau kamu bahagia.”
Itu pesan terakhir yang ia kirim sebelum memutar putaran jackpot.
Bukan pesan “aku akan menang”. Bukan doa. Bukan harapan besar.
Hanya kepedulian. Kepedulian seorang ayah yang lebih takut anaknya kecewa karena tidak punya buku, daripada takut tidak punya uang.
Netizen langsung ramai. Bukan karena ia menang. Tapi karena ia tetap menjadi ayah yang sama, bahkan setelah uangnya bertambah 300 kali lipat.
Kini, ia belum beli mobil. Belum pindah rumah. Belum berhenti jadi tukang becak.
Ia hanya beli buku gambar warna-warni untuk anaknya. Dan satu set alat tulis untuk 12 anak tetangga yang juga sekolah dasar.
Ia bilang:
“Uang itu bukan hadiah. Itu cuma kesempatan. Kesempatan untuk jadi lebih baik, bukan lebih sombong.”
Dan itu — bukan jackpot.
Copyright © 2025 • SLOT